Selasa, 28 Juli 2009

Inspirasi RE.30

Kisah Kerumunan Domba

Domba-domba berkumpul, mereka berembug untuk memilih pemimpin
diantara mereka. Akhirnya dengan kesepakatan terpilihlah seekor domba
jantan yang kuat dan besar untuk dijadikan pemimpin. Sejak saat itu, seluruh
domba dalam kerumunan itu mentaati semua perintah pemimpinnya,
kemanapun pemimpin itu pergi mereka mengikutinya, mereka manut semua
yang dikatakan sang pemimpin.
Ketika gembala mereka datang, dia sangat terkejut, karena domba-domba
itu tak ada yang taat padanya, dan hanya mengikuti kemana domba jantan
yang terbesar dan terkuat itu pergi. Gembala itu lalu melaporkan
ketidaktaatan domba-domba kepada pemiliknya, dan sang pemilik pun
berkata: “Kendalikanlah domba yang jadi pemimpin itu, tapi kalau dia tidak
taat padamu, aku akan menjual seluruh domba-domba itu dan memberi
domba-domba yang baru bagimu.”

Seperti Kambing

Di sebuah SD pedesaan, Ibu Guru akan membuat drama fabel. Beliau
menawarkan peran pada murid-muridnya: “Siapa yang mau jadi kambing?”
Murid-murid tak ada yang menjawab. Ketika tawaran itu diulanginya lagi,
anak baru pindahan dari kota buru-buru tunjuk jari untuk menyatakan
kesediaannya. Anak-anak yang lain serempak tertawa cekikikan. Mereka
yakin bahwa anak baru itu tidak tahu bahwa kambing itu...bau!!
Rupanya mereka berpikir jika di dalam sandiwara berperan sebagai
kambing, maka mereka akan benar-benar seperti kambing. Nah, karena
itulah mereka memilih berperan sebagai harimau, singa, atau banteng dan
bukan kambing. Rupanya pula, ada yang berpikir bahwa jika dalam
menggereja mereka berperan sebagai kambing maka akan jadi kambing
beneran, maka mereka pun memilih menjadi harimau, singa, dan banteng,
pokoknya yang paling segalanya lah....

Jaman Dahulu

Jaman dahulu, kambing atau domba digembalakan. Mereka di bawa ke
padang rumput oleh sang gembala untuk mencari makan, dan dijaga dari
pencuri, perampok, serigala atau binatang buas lainnya. Namun di jaman ini,
kambing atau domba tidak digembalakan, melainkan dikandangkan dalam
sebuah peternakan. Profesi gembala pun berubah jadi pengurus
peternakan, dan mereka harus memberi makan, mencarikan rumput, dan
membersihkan kandang. Agaknya inilah sebabnya domba dan kambing di
jaman ini lebih manja dan lebih ‘aleman’...

Sepatu Kecil

Sepasang sepatu kecil tergeletak di depan pintu rumah. Sekalipun kakinya
telanjang, tak mungkin seorang dewasa berpikir untuk mencoba
memakainya agar bisa berjalan dengan nyaman.
Entah karena apa, ada saja yang agar nyaman dalam hidup menggereja
memaksakan diri memakai sepatu kecil dan lebih memilih menahan sakit
daripada berjalan dengan kaki telanjang dan bersikap apa adanya.

Botol Susu

Botol susu menjadi alternatif dalam memberi asupan susu pada bayi menjelang
di’sapih’ atau dihentikan mentek susu ibunya. Tidak jarang kebiasaan minum
susu dari botol berlanjut terus hingga anak cukup besar dan semestinya sudah
minum dengan gelas. Mereka biasanya berhenti minum dari botol susu karena
merasa malu.
Jika semasa kanak-kanak kita bisa berhenti nge-dot karena merasa malu,
kapan juga kita akan berhenti berbuat dosa karena merasa malu?

Air Mineral

Dahulu kita menyebutnya air putih meski sebenarnya tidak berwarna alias
bening, namun entah karena apa, sekarang kita menyebutnya air mineral. Nama
baru itu lebih berkonotasi ‘sehat’ sebab mengandung mineral meski hanya
sebatas kata-kata. Nama baru bagi air putih membuatnya bernilai lebih.
Adakah nama baptis yang kita sandang selama ini pun membuat kita menjadi
bernilai lebih?

Gereja yang Bukan Gereja

Gereja adalah persaudaraan orang-orang yang beriman kepada Kristus, namun
ketika gereja menjadi perkumpulan orang-orang yang kebetulan di KTP-nya
tertulis agama yang sama, yakni Kristen, maka jadilah gereja yang bukan gereja.
Ketika di dalam lingkungan/wilayah/paroki gereja terjadi permusuhan dan tidak
ada ketulusan sikap sebagai saudara, maka sepantasnya kita bertanya pada diri
kita sendiri, adakah kita telah menggereja?

Foto Copy

Foto copy hasilnya tentu sama dengan aslinya, kecuali mesin foto copy itu rusak
sehingga ada bagian yang tak tampak, buram, atau ada bagian yang nge-blok
hitam. Jika kita melihat iman para rasul, dan membadingkannya dengan iman
kita saat ini, mungkin kita berpikir apa mesin fotocopy-nya rusak, ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar